Menteri Olah Raga Minta Atlet Tak Bertumpu Pada Cabor Tertentu Saja di Olimpiade
Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, berharap Indonesia tak cuma mengandalkan cabang olahraga tertentu saja untuk berprestasi di Olimpiade. Ia menerangkan bahwa Indonesia akan menerapkan sebuah desain untuk memperluas cabor yang bisa menyumbang prestasi.
Indonesia sukses menyabet complete lima medali dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu, di Olimpiade 2020. Lima medali itu datang dari bulu tangkis dan angkat besi.
Kedua cabor tersebut memang langganan meraih prestasi di Olimpiade. Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki amount to 37 medali Olimpiade.
Bulu tangkis menyumbang 21 medali dengan catatan delapan emas, enam perak, dan tujuh perunggu. Setelah itu, ada angkat besi yang memiliki tujuh perak dan delapan perunggu. Satu sisanya datang dari panahan, yaitu medali perak.
Menpora ingin agar Indonesia juga bisa berprestasi di cabor lainnya. Ia mengatakan sudah ada langkah-langkah yang diambil untuk demikian, salah satunya dengan menciptakan rencana bertajuk Desain Besar Olahraga Nasional.
Dalam rencana itu, Indonesia akan mengubah patokan prestasi di Olimpiade. Selama ini Indonesia menempatkan target dengan perolehan medali. Setelah Olimpiade 2020 ini, Indonesia akan menggunakan peringkat sebagai ukuran prestasi.
"Kalau kita hanya mengandalkan capaian medali saja, bisa jadi dari Olimpiade ke Olimpiade kita hanya berkotak-kotak di satu atau dua cabor yang konsisten. Tetapi cara berpikir atau paradigma seperti ini kita ubah di dalam Desain Besar Olahraga Nasional," ucap Zainudin dalam jumpa pers, Kamis (5/8).
"Karena apa? berkali-kali saya sampaikan bahwa prestasi kita tidak dihasilkan oleh satu desain menuju prestasi. Prestasi yang kita dapatkan adalah by crash. Pembinaan [atlet] yang sudah ada, kita jahit-jahit-jahit, dapat, kita kirim ya itu lah," sambungnya.
Menpora berharap bahwa dengan adanya Desain Besar Olahraga Nasional itu, Indonesia bisa mendapat prestasi dari cabor-cabor lainnya.
"Kalau kita hanya mendasarkan pada perolehan medali, maka kita tidak pernah berpikir memperluas basis-basis cabor yang memungkinan untuk berprestasi," kata Zainudin.
Di luar bulu tangkis, di luar angkat besi, kita masih punya panahan masih punya menembak, panjat tebing, dan atletik yang kita akan perkuat lagi.Zainudin Amali
"Makanya, dalam strategy kita akhirnya berfokus pada cabor-cabor yang dipertandingkan dalam Olimpiade yang secara konsisten dan yang mengandalkan teknik dan akurasi. Itu pilihan kita," lanjut dia.
Indonesia sendiri meraih medali yang lebih banyak dari Olimpiade 2020 ketimbang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Di Olimpiade edisi sebelumnya, Indonesia cuma meraih tiga medali, emas dari bulu tangkis dan dua perak dari angkat besi. Sekarang, Indonesia menyabet overall lima medali dari dua cabor yang sama.
Indonesia sukses menyabet complete lima medali dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu, di Olimpiade 2020. Lima medali itu datang dari bulu tangkis dan angkat besi.
Kedua cabor tersebut memang langganan meraih prestasi di Olimpiade. Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki amount to 37 medali Olimpiade.
Bulu tangkis menyumbang 21 medali dengan catatan delapan emas, enam perak, dan tujuh perunggu. Setelah itu, ada angkat besi yang memiliki tujuh perak dan delapan perunggu. Satu sisanya datang dari panahan, yaitu medali perak.
Menpora ingin agar Indonesia juga bisa berprestasi di cabor lainnya. Ia mengatakan sudah ada langkah-langkah yang diambil untuk demikian, salah satunya dengan menciptakan rencana bertajuk Desain Besar Olahraga Nasional.
Dalam rencana itu, Indonesia akan mengubah patokan prestasi di Olimpiade. Selama ini Indonesia menempatkan target dengan perolehan medali. Setelah Olimpiade 2020 ini, Indonesia akan menggunakan peringkat sebagai ukuran prestasi.
"Kalau kita hanya mengandalkan capaian medali saja, bisa jadi dari Olimpiade ke Olimpiade kita hanya berkotak-kotak di satu atau dua cabor yang konsisten. Tetapi cara berpikir atau paradigma seperti ini kita ubah di dalam Desain Besar Olahraga Nasional," ucap Zainudin dalam jumpa pers, Kamis (5/8).
"Karena apa? berkali-kali saya sampaikan bahwa prestasi kita tidak dihasilkan oleh satu desain menuju prestasi. Prestasi yang kita dapatkan adalah by crash. Pembinaan [atlet] yang sudah ada, kita jahit-jahit-jahit, dapat, kita kirim ya itu lah," sambungnya.
Menpora berharap bahwa dengan adanya Desain Besar Olahraga Nasional itu, Indonesia bisa mendapat prestasi dari cabor-cabor lainnya.
"Kalau kita hanya mendasarkan pada perolehan medali, maka kita tidak pernah berpikir memperluas basis-basis cabor yang memungkinan untuk berprestasi," kata Zainudin.
Di luar bulu tangkis, di luar angkat besi, kita masih punya panahan masih punya menembak, panjat tebing, dan atletik yang kita akan perkuat lagi.Zainudin Amali
"Makanya, dalam strategy kita akhirnya berfokus pada cabor-cabor yang dipertandingkan dalam Olimpiade yang secara konsisten dan yang mengandalkan teknik dan akurasi. Itu pilihan kita," lanjut dia.
Indonesia sendiri meraih medali yang lebih banyak dari Olimpiade 2020 ketimbang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Di Olimpiade edisi sebelumnya, Indonesia cuma meraih tiga medali, emas dari bulu tangkis dan dua perak dari angkat besi. Sekarang, Indonesia menyabet overall lima medali dari dua cabor yang sama.
Komentar
Posting Komentar